KOMPAS .com - Kendati harga hunian di Jakarta melonjak "gila-gilaan" maka memunculkan kekhawatiran gelembung properti, tetapi ada satu aspek yg tidak sanggup diabaikan. Bahwa tingkat serapan tetap tinggi. Ditandai bersama transaksi penjualan yg mencapai Rupiah 16,6 triliun dari 15.851 satuan rumah yg terserap pasar kepada th ini. Rumah Minimalis 2 Lantai
Data yg dilansir Cushman and Wakefield menunjukkan keseluruhan volume transaksi tersebut lebih tinggi dibanding capaian kepada 2012 senilai Rupiah 12,4 triliun dari 12.858 satuan yg terjual. Sekian Banyak pengembang membukukan penjualan signifikan. Di antaranya Bumi Serpong Damai, Alam Sutera, Lippo Karawaci, Summarecon, Ciputra & lain-lain yg membangun 30 perumahan yg masuk dalam "keranjang" riset Cushman and Wakefield. Desain Rumah 2 Lantai
Tingginya tingkat serapan tersebut mengijinkan kenaikan harga bakal konsisten berlanjut sampai dua th akan datang. Walaupun, menurut pengamat properti Panangian Simanungkalit, pertumbuhannya tak sepesat tiga th terakhir yg dapat mencapai 30 prosen per thn. "Saat ini sampai akhir 2014, biarpun masihlah berjalan pertumbuhan, tetapi cuma separuhnya saja, ialah 15-20% per thn," papar Panangian terhadap KOMPAS .com di Jakarta. Gambar Rumah 2 Lantai
Panangian meneruskan, tatkala faktor-faktor yg bisa menyebabkan terjadinya instabilitas ekonomi tak berlangsung, sehingga usaha & industri properti dapat masihlah kondusif. "BI rate mesti dijaga supaya masihlah 1 digit, inflasi bergeming & pemerintah membuat iklim usaha yg kondusif biar investasi baik asing ataupun domestik bakal deras mengalir. Faktor ini sebetulnya yg mesti dipertahankan," tambahnya.
Pengembang dapat konsisten membangun sewaktu kepentingan belum tercukupi. Berdasarkan data Kementerian perumahan rakyat (Menenpera), backlog perumahan Nasional kini telah mencapai 13,6 juta. Besar Nya backlog menciptakan permintaan rumah baru makin gede tiap-tiap tahunnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.